SUMENEP – Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Sumenep, Moh. Andriansyah, menegaskan bahwa semangat Sumpah Pemuda harus dimaknai secara kontekstual di tengah tantangan besar era digital dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Menurutnya, pemuda Indonesia hari ini dihadapkan pada dua pilihan: menjadi penonton dalam revolusi teknologi, atau menjadi pelaku yang mampu menjaga kemandirian bangsa, salah satunya melalui penguatan sektor pangan.
Dalam pernyataannya, Selasa, 28 Oktober 2025, Andriansyah mengatakan bahwa kemajuan teknologi, termasuk AI, memang membawa efisiensi dan inovasi, tetapi juga berpotensi menimbulkan ketimpangan baru jika tidak diimbangi dengan penguatan sektor riil seperti pertanian dan ketahanan pangan.
“Pemuda tidak boleh hanya terpesona oleh teknologi. Kita harus bijak memanfaatkannya untuk memperkuat sektor yang menjadi fondasi bangsa — yaitu pangan. Ketahanan pangan adalah ketahanan bangsa,” ujarnya.
Ia menjelaskan, di tengah derasnya disrupsi digital, generasi muda Muhammadiyah harus mampu menghadirkan keseimbangan antara inovasi dan kemandirian. Pemuda, lanjutnya, harus menjadi jembatan antara teknologi modern dan kearifan lokal yang berkelanjutan.
“Era AI menuntut kita cerdas digital, tapi juga tangguh secara sosial dan ekologis. Pemuda harus hadir di sawah, di ladang, dan di ruang-ruang ide, menggabungkan teknologi dengan semangat kemandirian,” kata Andriansyah.
Menurutnya, ketahanan pangan lokal adalah bentuk nyata dari nasionalisme baru yang selaras dengan nilai Sumpah Pemuda: bersatu dalam visi, berdikari dalam produksi, dan berdaulat dalam pangan.
“Jika dulu para pemuda bersatu mengusir penjajahan, maka hari ini tugas kita adalah memastikan bangsa ini tidak tergantung pada impor dan algoritma asing. Kemandirian pangan adalah bentuk baru perjuangan,” tegasnya.
Ia pun mengajak seluruh pemuda Sumenep untuk menjadikan peringatan Sumpah Pemuda 2025 sebagai momentum lahirnya kesadaran baru — bahwa perjuangan masa kini bukan hanya di jalanan, tetapi juga di lahan-lahan pertanian dan ruang-ruang inovasi.
“Pemuda yang cinta tanah air hari ini adalah mereka yang menjaga tanahnya tetap subur dan rakyatnya tetap makmur,” pungkasnya. (Jk/red)






