Program MBG di Sumenep Dinilai Kehilangan Jiwa Kerakyatan

Rabu, 29 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Minim Koordinasi dan Pendampingan Halal, Aktivis Soroti Arah Pelaksanaan di Daerah

SUMENEP — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejatinya dirancang sebagai gerakan gotong royong nasional untuk meningkatkan gizi anak bangsa sekaligus memperkuat ekonomi lokal. Namun, di Kabupaten Sumenep, pelaksanaan program ini justru memantik kritik. Sejumlah pemerhati kebijakan publik menilai, tanpa koordinasi lintas dinas dan keberpihakan nyata pada pelaku lokal, MBG berpotensi melenceng dari semangat awalnya.

“Program ini sangat baik di atas kertas, tapi di lapangan banyak tantangan. Koordinasi antar-dinas belum solid, dan pelaku UMKM lokal belum sepenuhnya dilibatkan dalam rantai pasok,” ujar Bagas Arrozi, Wakil Ketua Bidang Ekonomi PDPM Sumenep, Kamis (30/10/2025).

Menurutnya, MBG seharusnya menjadi ruang bagi penguatan ekonomi masyarakat desa, terutama bagi pelaku usaha mikro di sektor kuliner dan pertanian. Namun tanpa pendampingan sertifikasi halal dan pelatihan standar gizi, banyak pelaku lokal justru kesulitan ikut berpartisipasi.

“Jika yang menikmati justru perusahaan besar dari luar daerah, maka semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi rakyat hanya jadi slogan,” tegas Bagas.

Ia menambahkan, Pemkab Sumenep perlu segera membentuk tim lintas sektor yang melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Koperasi untuk memastikan implementasi program berjalan terukur dan berpihak pada masyarakat kecil.

Sementara itu, sejumlah pengusaha lokal mengaku belum mendapatkan sosialisasi atau peluang kemitraan dalam pengadaan bahan makanan MBG. “Kami siap ikut, tapi belum ada mekanisme yang jelas,” ujar salah satu pelaku UMKM di Kecamatan Lenteng.

Program MBG sendiri merupakan salah satu agenda prioritas nasional yang bertujuan menekan angka stunting sekaligus memperkuat daya beli masyarakat. Namun, pelaksanaannya di daerah dinilai harus memperhatikan karakter sosial-ekonomi lokal agar tidak kehilangan nilai gotong royong yang menjadi ruh utama program tersebut. (Sy/red)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Demo Pilkades di Sampang Ricuh, Polisi Tembak 8 Kali Gas Air Mata
Sumpah Pemuda di Era AI: Pemuda Muhammadiyah Sumenep Serukan Gerakan Pangan Mandiri
Ketua KNPI Sumenep: Semangat Sumpah Pemuda Harus Dimaknai Sebagai Kolaborasi, Bukan Kompetisi
Save Guru Indonesia: ForDESI Kecam Pencopotan Kepala SMPN 1 Prabumulih
Gedung Negara Grahadi Surabaya Dibakar Massa
Massa Geruduk Rumah Ahmad Sahroni Aggota DPR RI di Tanjung Priok
Hotel Sahid Surabaya Alami Kerusakan Imbas Aksi Semalam, Tamu Mengaku Keadaan Mencekam
IMM Sumenep Geram: Tindakan Brutal Barracuda Berimob Lindas Ojol Saat Demo DPR Ancam Demokrasi

Berita Terkait

Rabu, 29 Oktober 2025 - 20:37 WIB

Program MBG di Sumenep Dinilai Kehilangan Jiwa Kerakyatan

Selasa, 28 Oktober 2025 - 17:14 WIB

Demo Pilkades di Sampang Ricuh, Polisi Tembak 8 Kali Gas Air Mata

Selasa, 28 Oktober 2025 - 07:21 WIB

Sumpah Pemuda di Era AI: Pemuda Muhammadiyah Sumenep Serukan Gerakan Pangan Mandiri

Selasa, 28 Oktober 2025 - 06:21 WIB

Ketua KNPI Sumenep: Semangat Sumpah Pemuda Harus Dimaknai Sebagai Kolaborasi, Bukan Kompetisi

Sabtu, 20 September 2025 - 09:39 WIB

Save Guru Indonesia: ForDESI Kecam Pencopotan Kepala SMPN 1 Prabumulih

Berita Terbaru

Peristiwa

Program MBG di Sumenep Dinilai Kehilangan Jiwa Kerakyatan

Rabu, 29 Okt 2025 - 20:37 WIB