Polres Sampang Lamban Dalam Kasus Pencabulan di Robatal Dikritik MDW, Dinilai Abaikan Korban

Sabtu, 2 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SAMPANG – Kasus dugaan pencabulan dan persetubuhan terhadap seorang gadis berusia 17 tahun di Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura, menjadi perhatian serius Madura Development Watch (MDW) Sampang. MDW menyoroti kinerja Polres Sampang dalam menangani kasus tersebut.

Korban dilaporkan diduga menjadi sasaran pencabulan dan persetubuhan oleh seorang pria berinisial BS, yang disebut-sebut warga Kecamatan Ketapang. Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Sampang pada Rabu, 30 Juli 2025.

Ketua MDW Sampang, Siti Farida, mendesak aparat kepolisian agar segera mengusut tuntas kasus tersebut dan menangkap pelaku. Menurutnya, keterlambatan penanganan kasus berpotensi memberi ruang bagi pelaku untuk melarikan diri.

“Kami meminta kepolisian khususnya Kapolres Sampang bertindak cepat agar pelaku segera ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku,” ujar Siti Farida, Sabtu, 2 Agustus 2025.

Ia juga mengkritik lambannya respons Polres Sampang yang dinilainya bisa diartikan sebagai bentuk perlindungan terhadap pelaku.

“Jika pelaku pencabulan atau persetubuhan tidak segera ditindak oleh pihak berwenang, maka sama saja Polres Sampang melindungi pelaku,” tegasnya.

Aktivis perempuan ini menambahkan, penundaan penanganan kasus tidak hanya mencederai rasa keadilan korban, tetapi juga memperburuk situasi. Ia menilai hal tersebut membuka peluang bagi pelaku untuk menghilangkan barang bukti atau bahkan mengulangi perbuatannya.

“Lambannya respons aparat bisa dianggap sebagai bentuk pembiaran terhadap kekerasan seksual. Ini adalah bentuk pengabaian terhadap keadilan dan perlindungan korban,” ungkapnya.

Siti Farida menekankan bahwa kredibilitas institusi kepolisian tengah dipertaruhkan dalam kasus ini.

“Jika polisi tidak mampu bertindak cepat dan profesional dalam kasus-kasus seperti ini, maka kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum akan semakin tergerus,” pungkasnya.(sy/red)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Oknum Kelapa Desa di Sapeken Dilaporkan ke Polisi Atas Dugaan Kasus Penganiayaan
Enam Kasus Korupsi Besar Tak Kunjung Tuntas, Dear Jatim Demo Polres Sumenep
Tak Beres, Satpol PP Pamekasan Sebut Arahan Bea Cukai Batasi Jatah Media Terkait DBHCHT
Merdeka Bersama: Polisi dan Warga Pasuruan Berbaur di Lomba Rakyat
Ketua KPK Duga 10 Agen Travel Diuntungkan dari Kasus Kuota Haji
Kebebasan Pers Diuji, Oknum LSM Kediri Dilaporkan karena Halangi Tugas Jurnalistik dan Diduga Buat Laporan Palsu
Maling Teriak Maling: Masyarakat Dibuat Bingung Panggung Drama BSPS Sumenep
Viral ! Bikin Rugi Bandar, Lima Pemain Judol Ditangkap Polisi Usai Cuan Rp50 Juta

Berita Terkait

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 12:01 WIB

Oknum Kelapa Desa di Sapeken Dilaporkan ke Polisi Atas Dugaan Kasus Penganiayaan

Kamis, 14 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Enam Kasus Korupsi Besar Tak Kunjung Tuntas, Dear Jatim Demo Polres Sumenep

Selasa, 12 Agustus 2025 - 16:04 WIB

Tak Beres, Satpol PP Pamekasan Sebut Arahan Bea Cukai Batasi Jatah Media Terkait DBHCHT

Selasa, 12 Agustus 2025 - 13:37 WIB

Merdeka Bersama: Polisi dan Warga Pasuruan Berbaur di Lomba Rakyat

Selasa, 12 Agustus 2025 - 12:21 WIB

Ketua KPK Duga 10 Agen Travel Diuntungkan dari Kasus Kuota Haji

Berita Terbaru

Pemerintahan

Bupati Fauzi : Paskibraka Jadi Teladan, Generasi Unggul dan Kreatif

Sabtu, 16 Agu 2025 - 02:00 WIB

Opini

Merdeka? Tapi Pajak Masih Menjerat Rakyat !

Jumat, 15 Agu 2025 - 09:04 WIB