Jakarta – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan pernyataan resmi terkait aksi massa yang berlangsung di Jakarta dan beberapa daerah pada Kamis malam (28/8), yang menewaskan Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol). Melalui pernyataan bernomor 20/PER/I.0/I/2025, Muhammadiyah menyampaikan belasungkawa sekaligus menyerukan penghentian kekerasan dan penguatan dialog demi persatuan bangsa.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., dan Sekretaris Umum, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menandatangani pernyataan yang menegaskan pentingnya mengutamakan kepentingan nasional di tengah dinamika politik dan sosial yang memanas.
“Kami turut berdukacita atas meninggalnya saudara kita, Affan Kurniawan, semoga almarhum mendapat balasan terbaik di sisi Allah SWT,” tulis pernyataan tersebut. Muhammadiyah juga berharap para korban luka segera pulih dan meminta perhatian khusus terhadap keluarga almarhum agar memperoleh keadilan serta santunan yang layak.
Selain itu, Muhammadiyah mendesak para elit politik, pejabat negara, dan anggota legislatif untuk lebih sensitif terhadap aspirasi masyarakat, serta mengedepankan sikap santun dan tidak melukai hati rakyat. “Publik membutuhkan keteladanan para pemimpinnya,” tegas pernyataan itu.
Terkait dugaan penggunaan kekuatan berlebihan aparat kepolisian yang menyebabkan korban jiwa, Muhammadiyah mendukung langkah Kapolri untuk mengusut tuntas dan menegakkan proses hukum secara adil. Aparatur keamanan, lanjutnya, diingatkan untuk mengedepankan pendekatan persuasif dan non-kekerasan.
Muhammadiyah juga mengimbau masyarakat agar menjaga ketertiban dalam menyampaikan pendapat, serta tidak mudah terprovokasi isu-isu destruktif, khususnya dari media sosial yang tidak jelas sumbernya.
Di sisi lain, Muhammadiyah menyatakan keyakinannya pada komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk mendengar aspirasi publik dan memperjuangkan kepentingan masyarakat bawah.
“Negeri ini memerlukan soliditas dan persatuan yang kokoh di tengah berbagai agenda strategis nasional dan situasi global yang penuh ketidakpastian,” tulis pernyataan tersebut.
Muhammadiyah menutup seruannya dengan ajakan menjaga kedamaian dan stabilitas nasional yang telah menjadi berkah bagi Indonesia, terlebih menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan. (An/red)