Sumenep – Penolakan Nur Faizin, anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB, terhadap kegiatan survei seismik 3D di perairan West Kangean, Sumenep, mulai menuai sorotan. Bukan karena keberaniannya, melainkan lantaran dianggap hanya sebatas manuver politik tanpa aksi nyata.
Seorang tokoh masyarakat Kangean yang enggan disebut namanya, menggandeng aktivis muda Sumenep, Moh Asmuni, untuk menyampaikan tantangan keras kepada legislator muda tersebut. Pesannya lugas: jangan sekadar lantang di media, tapi hadir bersama rakyat di garis depan.
“Kalau memang benar mau berada di barisan masyarakat, silakan turun ke sini. Kami tidak butuh suara di media, tapi bukti nyata. Kami siap menyambut kapan pun dan di mana pun, termasuk PKB perlu memanggil Nur Faizin dengan sikapnya yang selalu narsis dan tidak jelas langkahnya” tegas Asmuni, yang menirukan nada bicara tokoh Kepulauan Kangean, Selasa (30/9/2025).
Kemarahan masyarakat Kangean tak lepas dari rasa kecewa yang menumpuk. Mereka menilai banyak wakil rakyat hanya muncul saat momentum politik, sementara saat rakyat terhimpit, justru hilang tanpa jejak. Bahkan, saking frustrasinya, masyarakat Kepulauan Kangean membuat pamflet “orang hilang” dengan foto-foto para legislator didapilnya yang dianggap absen menyuarakan aspirasi warganya.
Asmuni menegaskan, penolakan Nur Faizin terhadap eksplorasi migas jangan hanya berhenti pada retorika media. “Masyarakat kepulauan sudah terlalu sering dikecewakan. Jika Nur Faizin benar-benar tulus memperjuangkan aspirasi rakyat, ia harus segera datang ke Kangean. Jangan nodai perjuangan ini dengan kepentingan politik,” ujarnya.