BATU– Pemerintah bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus memperkuat ketahanan energi nasional melalui kegiatan eksplorasi yang berbasis sains dan ramah lingkungan. Salah satunya dilakukan oleh Kangean Energy Indonesia (KEI) yang tengah menyiapkan survei seismik tiga dimensi (3D) di wilayah Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura.
Kegiatan tersebut, menjadi langkah awal yang penting untuk memetakan potensi sumber daya energi (SDE) di bawah permukaan bumi. Melalui survei tersebut, pemerintah dapat memperoleh data geologi yang akurat sebagai dasar pengembangan energi nasional di masa depan.
Hal itu disampaikan Manager Public Government Affair KEI, Kampoi Naibaho, dalam kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Sinergi dengan Jurnalis dalam Mengawal Ketahanan Energi Nasional yang digelar di Batu, Selasa (04/11/2025).
“Kegiatan survei seismik tidak melibatkan pengeboran, tetapi menggunakan teknologi akustik untuk memetakan struktur geologi bawah permukaan. Pendekatan ini bersifat non-invasif, sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap ekosistem laut,” ujarnya.
Ia menjelaskan, survei seismik 3D dilakukan dengan cara mengirimkan gelombang getar dari permukaan laut, lalu merekam pantulannya dari lapisan batuan di bawah dasar laut. Data pantulan itu kemudian diolah menjadi gambar tiga dimensi (3D) yang menggambarkan kondisi geologi secara detail.
“Prinsipnya mirip seperti foto rontgen bumi, tapi yang digunakan bukan sinar, melainkan gelombang bunyi. Dari situ kami bisa mengetahui lapisan batuan dan potensi sumber daya energi yang terkandung di dalamnya,” jelasnya.
Kampoi menegaskan bahwa teknologi yang digunakan KEI saat ini sudah modern dan ramah lingkungan. Perusahaan menggunakan perangkat nirkabel (wireless nodes) yang tidak lagi memakai kabel panjang (streamer) seperti metode lama.
“Dengan sistem nirkabel, alat kami tidak menyentuh dasar laut dan tidak melewati terumbu karang. Jadi, dampaknya terhadap biota laut sangat minimal. Kami juga mengikuti seluruh standar lingkungan yang berlaku,” tegasnya.
Selain mengutamakan aspek ekologis, KEI juga berkomitmen untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pelaksanaan survei. Warga di sekitar wilayah operasi seismik juga dilibatkan sebagai tenaga pendukung selama kegiatan berlangsung.
“Kami ingin masyarakat Kangean ikut terlibat dan merasakan manfaatnya. Karena itu, pelibatan tenaga kerja lokal menjadi bagian penting dari kegiatan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kampoi menyampaikan bahwa manfaat kegiatan eksplorasi tidak berhenti di tahap survei. Hasilnya akan memberi dampak jangka panjang bagi daerah melalui dana bagi hasil (DBH) migas dan program pengembangan masyarakat (PPM) yang selama ini telah dijalankan KEI di bawah pengawasan SKK Migas.
“Selama ini program PPM kami fokuskan di Pulau Pagerungan sebagai area operasi aktif. Dengan adanya survei di Kangean, kami akan memperluas program sosial agar masyarakat setempat juga merasakan manfaatnya,” paparnya.
Sebagai bentuk transparansi, KEI memastikan seluruh tahapan survei akan dikoordinasikan dengan pemerintah daerah, Forkopimda, dan tokoh masyarakat. Sosialisasi publik juga menjadi bagian penting agar masyarakat memahami tujuan serta manfaat kegiatan tersebut.
“Kami terbuka bagi siapa pun, termasuk akademisi, mahasiswa, dan tokoh masyarakat, untuk berdiskusi atau bertanya langsung tentang kegiatan ini. Prinsip kami adalah keterbukaan dan kolaborasi,” pungkas Kampoi. (*)






