SUMENEP – Nestapa dua lansia yang hidup dalam rumah roboh tanpa atap akhirnya berakhir. Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo bersama Baznas Kabupaten Sumenep secara langsung menyerahkan dua unit rumah layak huni kepada Mestiya (65) dan Rosyid (67), warga Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep, Selasa (22/7/2025).
Penyerahan rumah tersebut bukan sekadar simbol bantuan, melainkan wujud nyata dari keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil yang selama ini luput dari perhatian.
Dengan mata berkaca-kaca, Mestiya mengucap syukur atas rumah yang kini ia tempati tanpa rasa takut ambruk setiap malam.
“Terima kasih Bupati atas bantuannya,” ucapnya lirih, penuh haru.
Lebih menyayat hati, Rosyid yang telah lama hidup sebatang kara mengungkapkan, rumah lamanya sudah lama roboh.
Bertahun-tahun ia harus tidur menumpang dari satu rumah tetangga ke rumah lain.
“Alhamdulillah sekarang bisa tidur di rumah sendiri, terima kasih Pak Bupati dan Baznas,” ungkapnya.
Bupati Fauzi menegaskan bahwa rumah bukan hanya soal tempat tinggal, tetapi soal harga diri.
Ia mendorong agar seluruh pihak, termasuk pemerintah desa, aktif mendata warga yang hidup dalam kondisi tak layak.
“Jangan sampai ada warga tidur di reruntuhan rumah atau anak-anak putus sekolah hanya karena faktor ekonomi,” tegasnya.
Ketua Baznas Sumenep, Ahmad Rahman, juga memastikan bahwa sinergi dengan Pemkab akan terus diperkuat untuk menyelesaikan persoalan sosial di akar rumput.
Ia mencatat, hingga pertengahan 2025, Baznas telah menyalurkan enam unit rumah di empat kecamatan, dan akan terus bertambah.
“Baznas hadir bukan hanya menyalurkan zakat, tapi juga membela kemanusiaan. Ini soal keadilan sosial,” tandasnya.
Program RTLH ini menjadi bagian dari lima fokus utama Baznas Sumenep, yakni bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan tanggap bencana. Setiap program dirancang untuk menutup celah-celah sosial yang belum tersentuh oleh kebijakan pemerintah.
Di tengah sorotan terhadap lembaga publik, langkah konkret Baznas dan Bupati Sumenep ini menjadi bukti bahwa negara masih hadir di gubuk-gubuk yang hampir dilupakan.
Penulis : Andriansyah