Sumenep – Aksi solidaritas yang digelar oleh aliansi Cipayung Plus Sumenep, yang terdiri dari IMM, PMII, HMI, dan GMNI, dan BEMSU berlangsung dengan penuh semangat dan kecaman terhadap berbagai tindakan represif aparat kepolisian. Aksi ini digelar sebagai bentuk solidaritas atas meninggalnya Affan Kurniawan, korban dugaan kekerasan aparat pada 28 Agustus lalu.
Dalam orasinya, Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Sumenep, Ridho, menyampaikan kritik tajam terhadap kinerja kepolisian yang dinilai terus menunjukkan pola represif terhadap rakyat. Wafatnya Sdr. Affan Kurniawan, merupakan bukti bahwa kekerasan oleh aparat masih menjadi persoalan serius.
“Sampai hari ini, tidak ada jaminan bahwa aparat tidak lagi melakukan kekerasan terhadap rakyat. Rekan kita Affan yang menjadi korban. ini menunjukkan bahwa kekuasaan seringkali dibungkam dengan senjata, bukan dengan hukum,” ujar Ridho di hadapan massa aksi.
Dalam momen tersebut, Ridho juga menyampaikan tuntutan tegas kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar bertanggung jawab atas berulangnya tindakan kekerasan oleh aparat di berbagai daerah.
“Jika Kapolri masih memiliki sedikit saja rasa malu, maka mundur adalah pilihan terhormat. Karena keadilan tidak bisa ditegakkan oleh tangan yang berlumur darah rakyat,” tegasnya.
Aksi tersebut diakhiri dengan pembacaan tuntutan bersama oleh perwakilan masing-masing organisasi Cipayung Plus. Mereka mendesak penuntasan kasus kekerasan terhadap Affan Kurniawan, evaluasi menyeluruh terhadap aparat keamanan, serta reformasi institusi kepolisian agar lebih humanis dan berpihak pada rakyat. (Jk/red)