Kuala Selangor, Malaysia – Suasana pagi di kampus Universiti Selangor (UNISEL) terasa berbeda pada Selasa, 17 Juni 2025. Sinar matahari yang menyusup di antara pepohonan kampus seolah ikut menyambut kedatangan para tamu dari seberang laut: delegasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo (Fikom Unitomo) Surabaya, Indonesia.
Kunjungan ini menjadi tonggak penting bagi kedua institusi pendidikan tinggi di bidang komunikasi.
Dalam semangat kolaborasi lintas negara, Fikom Unitomo dan FIKOM UNISEL menggelar pertemuan akademik untuk membahas peluang kerja sama jangka panjang. Mulai dari program pertukaran pelajar, riset kolaboratif, seminar internasional, hingga penerbitan publikasi ilmiah menjadi agenda utama diskusi.
Disambut langsung oleh dekan dan jajaran pengajar UNISEL, rombongan Fikom Unitomo yang terdiri atas dosen dan mahasiswa terlibat dalam forum akademik yang berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Suasana pertemuan mengalir cair, namun tetap berbobot, menunjukkan keseriusan kedua belah pihak dalam menjalin kerja sama strategis di era globalisasi pendidikan.
Nur Annafi Syammaela, sebagai dosen Fikom Unitomo mengatakan bahwa UNISEL sebagai mitra strategis untuk menciptakan ekosistem akademik yang adaptif terhadap dinamika global, khususnya dalam bidang komunikasi.
“Kolaborasi ini bukan sekadar pertukaran ilmu, tapi juga membangun koneksi antarmanusia yang bermakna,” ujarnya.
Selama kunjungan, delegasi Fikom Unitomo juga diajak meninjau langsung berbagai fasilitas unggulan milik UNISEL. Mulai dari studio penyiaran, ruang produksi konten digital, hingga perpustakaan khusus komunikasi yang menjadi penopang proses belajar mengajar di kampus tersebut.
Tak hanya di level dosen, interaksi hangat juga terjalin antar mahasiswa dalam forum diskusi santai bertajuk “Youth in Media and Communication Trends Across Borders.” Forum ini menjadi wadah pertukaran ide dan perspektif terkait peran generasi muda dalam menghadapi tantangan dan tren media di era digital. Suasana diskusi mencerminkan semangat kolaborasi yang egaliter, terbuka, dan saling memperkaya lintas budaya.
Bagi sebagian besar mahasiswa Fikom Unitomo, ini merupakan pengalaman pertama mereka mengikuti kegiatan akademik di luar negeri. Tak sedikit dari mereka mengaku mendapatkan perspektif baru, tidak hanya soal sistem pendidikan, tetapi juga dinamika komunikasi global.
“Ini bukan sekadar kunjungan biasa,” ungkap salah satu mahasiswa peserta. “Ini adalah jembatan. Jembatan antara dua budaya, dua sistem pendidikan, dan dua cara pandang yang saling memperkaya.”
Kegiatan ini merupakan bagian dari program internasionalisasi yang tengah digalakkan oleh Fikom Unitomo. Upaya tersebut sejalan dengan komitmen universitas dalam menghadirkan pendidikan tinggi yang adaptif, kolaboratif, dan relevan dengan tantangan abad ke-21.
