Sorotan.co.id – Kabupaten Sumenep, ujung timur Pulau Madura, memiliki potensi pariwisata yang luar biasa, salah satunya adalah Pantai Lombang. Pantai ini dikenal dengan pasir putih halus dan deretan cemara udang yang meneduhkan, menjadikannya destinasi favorit wisatawan lokal. Namun, di balik keindahan itu, Lombang masih belum mampu menjadi magnet wisata berskala nasional maupun internasional. Hal ini menandakan adanya kesenjangan antara potensi alam dan strategi pengelolaan yang belum maksimal.
Gagasan: Lombang Sebagai Simbol Ekowisata Madura Timur
Pantai Lombang semestinya dikembangkan bukan sekadar sebagai tempat rekreasi, melainkan ikon ekowisata berkelanjutan yang menggabungkan unsur alam, budaya, dan pemberdayaan masyarakat. Gagasannya adalah menjadikan Lombang sebagai pusat wisata berbasis lingkungan dan ekonomi kreatif masyarakat pesisir. Dengan konsep ini, wisatawan tidak hanya menikmati pantai, tetapi juga berinteraksi dengan kehidupan sosial dan budaya warga sekitar.
Permasalahan Utama
Beberapa persoalan yang masih membelit pengembangan Pantai Lombang antara lain:
1. Infrastruktur terbatas – akses jalan, toilet, dan fasilitas umum belum representatif untuk wisata berskala besar.
2. Kurangnya promosi digital – Lombang kalah pamor dibanding destinasi di Bali atau Banyuwangi karena minim branding dan promosi kreatif.
3. Kurang integrasi dengan sektor lain – potensi kuliner, kerajinan, dan budaya lokal belum diintegrasikan sebagai paket wisata lengkap.
4. Rendahnya kesadaran lingkungan – sampah plastik dan pengelolaan limbah wisata masih menjadi masalah yang mencederai citra destinasi.
Langkah Strategis Pemerintah
Untuk menjadikan Pantai Lombang sebagai destinasi unggulan Sumenep, pemerintah daerah perlu mengambil langkah nyata dan terukur.
1. Revitalisasi Infrastruktur Dasar
Peningkatan kualitas jalan menuju Lombang, penataan area parkir, toilet bersih, dan fasilitas publik yang ramah wisatawan harus menjadi prioritas. Fasilitas yang nyaman akan memperpanjang lama kunjungan wisatawan.
2. Digitalisasi dan Branding Wisata
Pemerintah perlu menggandeng komunitas kreatif dan influencer lokal untuk mempromosikan Lombang melalui platform digital seperti Instagram, YouTube, dan TikTok. Branding “Lombang – The Calm Coast of Madura” bisa menjadi citra baru yang menonjolkan ketenangan dan keindahan khas Madura Timur.
3. Kemitraan dengan Masyarakat Lokal
Pemberdayaan masyarakat sekitar sangat penting. Pemerintah dapat memfasilitasi pelatihan pemandu wisata, pelaku UMKM kuliner, serta pengrajin souvenir khas Lombang. Dengan demikian, ekonomi lokal akan tumbuh seiring meningkatnya jumlah pengunjung.
4. Pengembangan Konsep Ekowisata dan Edukasi
Lombang bisa dikembangkan sebagai wisata edukatif tentang ekosistem pesisir dan konservasi cemara udang. Sekolah, komunitas, dan wisatawan dapat terlibat langsung dalam kegiatan tanam pohon atau bersih pantai.
5. Event Tahunan dan Festival Budaya Pesisir
Pemerintah dapat mengadakan Lombang Beach Festival yang menampilkan seni tradisional Madura, lomba perahu nelayan, dan kuliner khas seperti sate laler, rujak petis, serta olahan laut. Event ini berpotensi menarik wisatawan nasional.
6. Kolaborasi dengan Investor dan Akademisi
Pengembangan pariwisata tidak bisa hanya mengandalkan APBD. Pemerintah harus membuka ruang kolaborasi dengan investor swasta dan perguruan tinggi untuk riset, inovasi, dan promosi berkelanjutan.
Penutup
Pantai Lombang adalah cermin dari potensi besar yang dimiliki Sumenep. Namun potensi tanpa pengelolaan yang tepat hanya akan menjadi “permata yang tertutup pasir.” Sudah saatnya pemerintah daerah menempatkan pariwisata sebagai sektor strategis yang terintegrasi dengan pendidikan, budaya, dan ekonomi rakyat.
Oleh : MOH RIFQI RAHMAN
Mahasiswa FISIP Universitas Wiraraja Madura
Editor : Redaksi

 
					





 
						 
						 
						 
						