Pasuruan — Balai Desa Genengwaru tampak lebih semarak dari biasanya, Jumat (25/7). Puluhan ibu-ibu PKK berkumpul dengan wajah antusias, mengikuti Workshop Menyulam, sebuah kegiatan pemberdayaan kreatif yang diinisiasi oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dari lintas universitas. Workshop ini tak sekadar ajang keterampilan, tetapi juga wadah membangun potensi ekonomi keluarga melalui sentuhan tangan perempuan desa.
Dalam program ini, setiap peserta dibekali satu set perlengkapan menyulam—mulai dari kain berpola, benang warna-warni, hingga jarum sulam. Dengan bimbingan langsung, para ibu diperkenalkan pada teknik dasar seperti tusuk jelujur, tusuk tangkai, dan tusuk satin. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi langsung mempraktikkan proses menyulam tahap demi tahap.
Kegiatan dipandu oleh Ryzka, mahasiswa desain mode sekaligus koordinator workshop. Dengan pendekatan yang sabar dan ramah, Ryzka mengajak para ibu menyulam sembari berbagi cerita, menjadikan suasana latihan terasa akrab dan menyenangkan.
“Kami ingin kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, tapi jadi pintu awal untuk peluang usaha rumahan yang bisa dikembangkan secara berkelanjutan,” ujar Ryzka.
Yang menarik, peserta datang dari latar belakang yang beragam. Beberapa sudah terbiasa menjahit, namun banyak pula yang baru pertama kali memegang benang dan jarum. Kendati begitu, hasil karya mereka mengejutkan—sulaman rapi, penuh warna, dan kaya potensi artistik. Ini menunjukkan bahwa kreativitas bisa tumbuh di mana saja, selama ada ruang belajar dan semangat.
Tak berhenti di satu hari, mahasiswa KKN berkomitmen untuk terus mendampingi ibu-ibu PKK agar dapat mengembangkan keterampilan menyulam ini menjadi usaha mikro. Produk seperti taplak meja, sarung bantal, bros, hingga fesyen dengan sentuhan sulaman lokal berpotensi besar untuk dipasarkan, bahkan bisa menjadi ciri khas desa.
Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana dunia akademik dapat bersinergi dengan masyarakat. Lewat semangat “belajar bersama warga”, mahasiswa tak hanya berbagi ilmu, tapi juga menumbuhkan nilai-nilai kemandirian dan kreativitas di tengah masyarakat desa.
Dengan semangat kolaboratif, Workshop Menyulam di Desa Genengwaru membuktikan bahwa pemberdayaan perempuan bisa dimulai dari hal sederhana. Dari selembar kain, benang, dan kesabaran, lahirlah harapan baru untuk ekonomi rumah tangga yang lebih kuat dan desa yang lebih mandiri.
Penulis : Bub