SUMENEP – Di tengah maraknya kegiatan dakwah yang serba formal, Masjid Mujahidin memilih jalan yang lebih membumi. Setiap Jumat pagi, halaman masjid itu berubah menjadi ruang kebersamaan lewat program sosial bertajuk “BarberMu: Tebar Berkah di Mujahidin.”
Tak ada mimbar, tak ada mikrofon — hanya gunting, cermin, dan senyum para relawan. Warga yang datang bukan hanya mendapatkan potongan rambut gratis, tetapi juga secangkir kopi hangat dan snack sederhana yang disediakan panitia.
“Dakwah itu bukan hanya lewat ceramah. Kadang, satu layanan kecil bisa lebih bermakna dari seribu kata,” ujar F. Rahman, pengelola kegiatan yang juga membuka pendaftaran via WhatsApp 0831-1608-3003.
Program yang digagas komunitas Mujahidin Care ini berlangsung rutin setiap Jumat pukul 07.00–10.00 WIB. Tujuannya sederhana: menghadirkan wajah Islam yang ramah, melayani, dan mencerahkan — sejalan dengan semangat Muhammadiyah: Peduli, Mencerahkan.
Namun di balik kesederhanaannya, BarberMu menyimpan pesan sosial yang dalam. Di saat sebagian masyarakat berjarak dari masjid karena merasa tak “cukup pantas”, kegiatan seperti ini justru menjembatani. Di sini, masjid menjadi tempat di mana siapa pun diterima — baik untuk beribadah, maupun sekadar merapikan rambut dan meneguk kopi hangat.
Gerakan kecil ini membuktikan bahwa dakwah tak melulu di atas panggung. Ia bisa lahir dari meja barbershop sederhana di serambi masjid, ketika tangan yang menggunting disertai niat untuk menebar keberkahan. Jk/red






